Sabtu, 12 Oktober 2013

Peristiwa Tiga Daerah : Euforia Kemerdekaan Yang Kebablasan



Setelah merdeka, negeri kita dilanda berbagai pemberontakan. Salah satu wilayah yang pertama kali memberontak adalah Tegal, Brebes dan Pemalang yang dikenal sebagai “Peristiwa Tiga Daerah” (Oktober-November 1945).  Anehnya, pemberontakan ini sering tidak disebut-sebut dalam buku sejarah, apalagi dalam pelajaran sejarah di sekolah. Padahal untuk meredam gejolak tsb, Presiden Sukarno, Ibu Fatmawati, Bung Hatta dan tokoh-tokoh penting lain menyempatkan diri untuk datang ke Tegal. (Boleh jadi Tegal merupakan daerah yg pertama kali dikunjungi oleh Sukarno setelah beliau menjadi presiden).

Peristiwa Tiga Daerah – semula - merupakan wujud kekesalan orang Tegal terhadap pejabat-pejabat yang membantu Jepang dalam menindas mereka. Setelah Jepang pergi, rakyat menghakimi pejabat-pejabat, dari bupati sampai lurah, yang dianggap sbg pembantu penjajah. Pejabat tsb diarak secara hina – istilahnya “didombret”. Sayang, Gerakan  Tiga Daerah kemudian berubah menjadi pemberontakan terhadap pemerintah RI. Peristiwa Tiga Daerah merupakan euforia kemerdekaan yang kebablasan. Anton E. Lucas, sejarawan asal Australia, menyebutnya “Revolusi dalam Revolusi”.

Salah satu korban “dombret” adalah RA Kardinah, adik kandung RA Kartini. Tanggal 4 November 1945 pasti tak akan dilupakan oleh RA Kadinah. Hari itu gerakan massa Tiga Daerah pimpinan Kutil menyerbu kota Tegal. Mereka menangkap dan membunuh pejabat-pejabat penting. Bupati Tegal R.S. Sunaryo nyaris menjadi salah satu korbannya kalau tidak diselamatkan oleh pemuda. Sayang, R.A. Kardinah dan beberapa keluarga bupati lain terjebak di rumahnya sendiri (rumah beliau sekarang menjadi gedung Dedy Jaya Plaza Tegal yang kini diambil alih oleh Toserba Jogja). Kardinah dan keluarganya ditangkap kawanan Kutil, dipaksa berpakaian sarung karung goni, diarak keliling kota sehingga menjadi tontonan dan bahan tertawaan massa pemberontak.

Dalam buku sejarah (terutama buku ajar sekolah), pemberontakan yg pertama kali meletus terhadap Republik Indonesia adalah DI/TII dan PKI Madiun. Padahal Peristiwa Tiga Daerah terjadi hanya beberapa bulan setelah proklamasi kemerdekaan. Itulah sebabnya peristiwa tsb membuat nama Tegal terkenal di kalangan pemimpin-pemimpin top Indonesia. Pada tanggal 25/12/1945, Presiden Sukarno (bersama Ibu Fatmawati), wapres Bung Hatta, Jendral Sudirman, Perdana Mentri Sutan Syahrir dan  Mendagri tiba di stasiun kereta api Tegal. Ratusan ribu warga Tegal memadati lapangan Slerok, berdiri berdesak-desakan sampai menjelang maghrib, untuk melihat dari dekat pemimpin-pemimpin yang mereka cintai. Dalam pidatonya Bung Karno bertanya, “Apakah kalian akan mendirikan negara Tegal ?” yang dijawab serentak : Tidaaaaak !


Sumber tulisan : Achmad. 1986. Tegal Berjuang. Markas Cab. Legiun Veteran RI Kab/Kodya Tegal. 133 hal.

3 komentar:

  1. Seharusnya masuk dalam sejarah perjuangan Kemerdekaan RI.

    BalasHapus
  2. "JAS MERAH, Jangan Sekali-kali Melupakan dan Meninggalkan Sejarah." (Presiden Sukarno, 1966)

    BalasHapus
  3. The Most Successful Sites for Crypto, Casino & Poker - Goyang
    Goyang https://febcasino.com/review/merit-casino/ Casino https://deccasino.com/review/merit-casino/ & Poker is one 출장안마 of the most famous and well known crypto gambling sites, founded in 2012. They are popular because goyangfc.com of their deccasino great

    BalasHapus