Sudah
hampir sebulan kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, namun wali kota Tegal –
akibat tekanan penguasa Jepang – tidak mau mengumumkannya. Peristiwa Rengas
Dengklok mengilhami para pemuda Tegal untuk menyadarkan pejabat yang pro Jepang. Pertemuan pemuda di rumah Mawardi yang dihadiri
antara lain oleh Moh. Mansyur, M. Yunus, Pitoyo dan Parwoto memutuskan untuk
menculik R. Soengeb Reksoatmojo (wali kota Tegal), Kadarman (Kepala Polisi
Tegal), dan Wiryono (Kepala Pabrik
Texin). Penculikan terhadap Kadarman dan Wiryono berjalan lancar pada malam
tanggal 15/9/1945. Kelompok pemuda yang bertugas menculik wali kota di rumahnya
pada tanggal 16/9/1945 harus kecewa. Saat itu wali kota tidak ada di tempat
karena sedang mengikuti rapat bersama Residen Pekalongan. Para pemuda menunggu sampai rapat selesai.
Sopir pribadi wali kota dipaksa pergi dan digantikan oleh Parwoto. Dengan
alasan mobil rusak, Wali Kota R. Soengeb dilarikan ke Pangkah. Dialog pemuda
dengan pejabat Tegal berhasil mencapai kesepakatan. Beberapa hari kemudian wali
kota mengumumkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia kepada masyarakat
Tegal.
Sumber tulisan : Achmad. 1986. Tegal Berjuang. Markas Cab.
Legiun Veteran RI Kab/Kodya Tegal. 133 hal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar