Sabtu, 12 Oktober 2013

Peristiwa Rengas Dengklok Versi Tegal



Sudah hampir sebulan kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, namun wali kota Tegal – akibat tekanan penguasa Jepang – tidak mau mengumumkannya. Peristiwa Rengas Dengklok mengilhami para pemuda Tegal untuk menyadarkan pejabat  yang pro Jepang.  Pertemuan pemuda di rumah Mawardi yang dihadiri antara lain oleh Moh. Mansyur, M. Yunus, Pitoyo dan Parwoto memutuskan untuk menculik R. Soengeb Reksoatmojo (wali kota Tegal), Kadarman (Kepala Polisi Tegal),  dan Wiryono (Kepala Pabrik Texin). Penculikan terhadap Kadarman dan Wiryono berjalan lancar pada malam tanggal 15/9/1945. Kelompok pemuda yang bertugas menculik wali kota di rumahnya pada tanggal 16/9/1945 harus kecewa. Saat itu wali kota tidak ada di tempat karena sedang mengikuti rapat bersama Residen Pekalongan.  Para pemuda menunggu sampai rapat selesai. Sopir pribadi wali kota dipaksa pergi dan digantikan oleh Parwoto. Dengan alasan mobil rusak, Wali Kota R. Soengeb dilarikan ke Pangkah. Dialog pemuda dengan pejabat Tegal berhasil mencapai kesepakatan. Beberapa hari kemudian wali kota mengumumkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia kepada masyarakat Tegal.


Sumber tulisan : Achmad. 1986. Tegal Berjuang. Markas Cab. Legiun Veteran RI Kab/Kodya Tegal. 133 hal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar