Pada awal Perang
Kemerdekaan, nama Serma Pontjo dengan cepat melejit dan sangat dikenal karena
keberaniannya menghadapi tentara Belanda. Ia selalu bergerak maju ke arah musuh
walaupun semua kawannya – atas perintah komandan – mundur. Keberaniannya ini
membuat ia sangat ditakuti Belanda sekaligus membawanya kepada kematian. Pada
tanggal 30 Agustus 1947, ia ikut menghadang patroli Belanda. Seperti biasa
Serma Pontjo selalu menggunakan taktik maju, tanpa menghiraukan pasukan lain
yang menerapkan taktik pukul dan mundur. Sambil menembak ia terus maju hingga
tanpa disadari sudah dikepung musuh. Serentetan tembakan senapan mesin
menghujani tubuhnya dari kiri dan kanan (Belanda yang ada di depannya tidak
berani menembak). Ia kemudian dimakamkan di Desa Rancawiru sebelum akhirnya
dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Pura Kusuma Negara, Tegal. Serma Ponto
ingin menunjukkan kepada penjajah Belanda bahwa kemerdekaan Indonesia jauh
lebih penting daripada nyawanya.
Sumber tulisan : Achmad. 1986. Tegal Berjuang. Markas Cab.
Legiun Veteran RI Kab/Kodya Tegal. 133 hal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar