Sabtu, 12 Oktober 2013

Murid Vs. Guru : Siapa Yang Menang ?



Dibalik kekejamannya dalam menindas bangsa Indonesia, penjajah Jepang berjasa besar bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan negeri kita. Mungkin bila tidak dijajah Jepang, Indonesia memperoleh kemerdekaannya lebih lama lagi. Mungkin bila tidak dijajah Jepang, Belanda berhasil menjajah negeri kita lagi. Selama 350 tahun dijajah Belanda, kita hampir selalu kalah perang melawan Belanda. Belanda pasti tidak mengira bahwa hanya dalam waktu kurang dari 3,5 tahun, Jepang berhasil mendidik pemuda-pemuda kita menjadi pasukan perang yang tangguh walau senjatanya sangat minim.  Saat itu mungkin Jepang adalah guru militer terbaik, dan pemuda-pemuda Indonesia adalah murid militer terbaik. Begitu hebatnya si murid sampai-sampai melawan gurunya sendiri. Dengan bekal ilmu yang didapat dari sang guru, si murid berhasil mengalahkannya. Dengan bekal ilmu itu pula pemuda-pemuda didikan Jepang berhasil menang perang melawan Belanda yang ingin menjajah kembali negeri kita. Dalam perang kemerdekaan, pejuang kita hampir selalu menang perang, dengan korban di pihak kita sangat minim (bahkan hampir nol) dan korban di pihak musuh bisa sangat banyak (bahkan pasukan Belanda bisa habis). Kita baru kalah perang bila disergap musuh – suatu hal yang jarang terjadi. Selain itu, adanya korban di pihak pejuang biasanya terjadi akibat terlalu berani atau akibat senjata macet – suatu hal yang sering terjadi. Tentara Sekutu, yang merupakan pemenang Perang Dunia II, mulanya mengira bahwa pejuang kita hanyalah gerombolan bersenjata tak terorganisir. Namun mereka akhirnya mengakui bahwa serangan yang dilancarakan pejuang-pejuang kita adalah teratur dan terarah berdasarkan ilmu perang yang hebat.

Sumber tulisan : Achmad. 1986. Tegal Berjuang. Markas Cab. Legiun Veteran RI Kab/Kodya Tegal. 133 hal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar