Kamis, 14 Agustus 2014

Sepasang Mata Bola

Berdasarkan Perjanjian Renville maka pejuang-pejuang Tegal harus meninggalkan daerah tersebut, sebuah peristiwa yang dikenal sebagai “hijrah”. Bagi Belanda, hijrah berarti bernafas lega karena orang-orang yang mereka takuti sudah pergi. Bagi pejuang, hijrah dimanfaatkan untuk mengkonsolidasi pasukan yang selama ini bercerai-berai. Ribuan pejuang Tegal meninggalkan kampung halaman, ada yang berjalan kaki, ada pula yang diangkut dengan truk Belanda. Sebagian pasukan hijrah naik kereta api menuju ibu kota Republik Indonesia, Jogjakarta. Kedatangan pejuang di kota ini mengilhami Ismail Marzuki dalam mengarang lagu “Sepasang Mata Bola” :
Hampir malam di Jogja, ketika keretaku tiba.
Remang-remang cuaca, terkejut aku tiba-tiba.
Dua mata memandang, seakan-akan dia berkata
Lindungi aku (bumi pertiwi) pahlawan, daripada si angkara murka (penjajah Belanda).

Sumber tulisan : Achmad. 1986. Tegal Berjuang. Markas Cab. Legiun Veteran RI Kab/Kodya Tegal. 133 hal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar